Sunday, July 25, 2004

perempatan

which waywheredead end






hari ini ia datang
dengan penuh suka wajahnya berbicara
dan rambutnya yang kemilau seolah penuh tawa

"...sudah kulewati perempatan itu
yang penuh hiruk pikuk manusia dan kendaraan
yang berjalan ke kiri dan ke kanan tak tentu arah
ke kiri untuk menuju sungai
ke kanan untuk kemudian melewati jurang
atau terus ke depan berjubel menuju tebing

...aku memilih untuk terus ke depan
kujatuh cinta pada tebing yang diam didepan
ditengah lalu lalangnya manusia
juga dengan bau asap kendaraan

tak mungkin kuarungi sungai itu
ataupun kulangkahi jurang itu
meski baunya bau nirwana
dan warnanya berkilat laksana surya

kemenanganku hari ini
kulewati perempatan itu..."

aku tersenyum
membelai rambutnya yang kian kemilau laksana bintang
berpendar indah diantara bulan

"...perempatan hari ini untuk hari ini
perempatan esok hari bukan tak mungkin tuk ada lagi
bukan berapa banyak perempatan bisa kau lalui
tapi sejauh apa kau tahu arah mana yang hendak kau jalani..."

wajah penuh kemenangan terdiam sejenak
tak hilang rona ria diantara bola matanya
perempatan itu tak pernah berusia
selama desah nafas masih menghias jiwa

wajah rianya makin bersinar
sinar terang laksana surya
disisi rambutnya yang seolah tertawa penuh makna
bersanding elok penuh ceria

*untuk seorang kawan: jalanmu jalan dunia, yang penting kau tahu mau kemana..

|

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

indonesia

"Poetry is a way of taking life by the throat.." Robert Frost (1874-1963)