Monday, April 26, 2004

belajar..

4 hari yang lalu, pengumuman nilai sudah keluar. sedikit berharap nilai semester ini jauh lebih baik dari semester lalu. tulisan yang biasanya diselesaikan dalam 3 hari. semester ini aku selesaikan dalam 3 minggu; riset yang lebih baik, bacaan yang lebih baik, ide yang lebih kritis, dan argumen yang lebih relevan. semua kerja keras *maaf ini subyektif* cuma punya satu harapan: nilai yang lebih manusiawi!

dengan seluruh list pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini, aku berjalan menuju general office. tumpukan essay yang sudah dinilai itu disusun diatas meja chris hall, si ibu juragan general office. serta merta aku minta, aku sebut surname ku. dasar jawa, tidak punya nama keluarga. jadilah nama belakangku yang bukan nama keluarga itu aku sebutkan. sebenarnya nama ini sempat mendatangkan pertanyaan banyak teman dari india. mereka pikir aku orang india. sampai-sampai pernah seorang siswi phd dari india mengirim email padaku, menanyakan dari india bagian mana aku berasal. dengan sopan aku jawab: saya orang indonesia, memang nama sansekerta awam dipakai di negeraku terutama orang jawa. eh, malah emailku tidak dibalasnya. sekedar minta maaf karena sudah salah tebak atau apalah...gak sopan!

itu kalau pakai nama. kalau pakai tes muka, aku sering disapa dengan bahasa canton. bahkan pernah suatu malam seorang siswi cina datang kepadaku, wajahnya panik, tampaknya minta tolong. tapi tidak ada yang bisa aku lakukan karena dia minta tolong dengan bahasa cina. hehehehe, tampang cina, nama jawa..gak pantes..

nilai essay sudah ditangan. setengah kebat kebit dag dig dug, aku intip feedbacknya. disetiap essayku, dihalaman pertama, selalu ditempelkan halaman feedback. isinya masukan apa-apa saja yang kurang dari essay tersebut dan mana saja poin kelebihannya. paragraf pertama feedback itu isinya pujian: well structured, well researched, good conclusion. senang? tentu saja. paling tidak sampai saat ini masih sesuai dengan harapan. ada perkembangan.

agak lama membaca paragraf selanjutnya, maklum tulisannya memang naujubillah jeleknya *maaf bu dosen, tapi emang beneran jelek*. isi paragraf kedua juga masih sama, statusnya pujian.

hingga tiba paragraf selanjutnya. 'beberapa hal yang dapat memperkuat essay anda: better english a.k.a singular dan plural diberesin'. aku mulai mengernyitkan dahi. jebakan batman, pikirku.

tiba saat aku melihat kolom nilai..
sialan!!!

nilaiku tidak bergeser dari range nilai semester lalu. meskipun dibaca dari feedback dan proses pembuatannya sangat amat jauh berbeda. aku mulai membaca ulang essayku. kuperhatikan semua coretan didalamnya. takjub, sedih, marah.

semua coretan yang sidosen buat tidak lebih dari coretan dari seorang editor majalah. titik, koma, s, es dan yang paling menggelikan juga menyebalkan adalah komentar: 'kok ini burem? kamu merepro tabel nya caranya bagaimana sih?'

heran..

tidak ada satu poin pun mengenai konten essayku dibahasnya. semuanya melulu mengenai tanda baca. aku seperti kembali masuk ke kelas bahasa inggris di jakarta. kena marah karena khilaf dengan s dan es.

setengah tidak semangat aku keluar dari gedung kampus. kembali sibuk dengan list ku. ke bank, ke library, ke mini market, ke travel shop, ke post room. pikiranku masih sibuk dengan nilai essayku. lulus sih, tapi tidak sesuai dengan harapanku. aku berpikir: lantas pujian di paragraf satu dan dua itu diberi nilai berapa? apakah sedemikian besar kreditnya singular dan plural sampai mengerdilkan semua ide, argumen, riset dan data yang aku berikan. struktur yang katamu bagus, argumen yang katamu relevan, kritik yang katamu kuat. apa harganya? kalau kamu bisa tahu semua itu bagus, berarti kamu bisa baca. kalau kamu sudah bisa baca dan mengerti, berarti aku sudah berkomunikasi dengan baik walaupun tidak sempurna, dalam bahasamu. tapi kenapa tetap dipotong? aku ini mahasiswa master? atau kursus bahasa asing?

marah. itu tepatnya. aku jadi ingat diskusi di milis teman-teman fco beberapa bulan lalu. seorang teman protes karena sang dosen mengharapkan sebuah artikulasi bahasa inggris yang sempurna. dilain pihak, sekolah tersebut menerima siswa berdasarkan suatu test bahasa asing yang limit nilainya tidak terlalu tinggi, dimana limit nilai yang sedemikian sebenarnya menunjukkan ketidaksempurnaan artikulasi. tidak nyambung? sangat..

pihak sekolah menganggap pendidikan ini lahan uang. apalagi international student harus membayar 3 kali lipat daripada home student. membuat passing grade sedemikian rendah tentu menguntungkan. karena dengan demikian makin banyak siswa bisa terjaring. di sisi lain, seorang pendidik masih mengharapkan sebuah kualitas yang paling baik. justru dititik dimana pihak sekolah tidak menganggapnya perlu.

bahasa gampangnya: kalau anda menerima saya dengan nilai bahasa inggris sebesar X, anda tahu tidak apa ekpektasi dari nilai X itu? kalau anda tidak tahu, itu salah anda. jangan nilai saya yang dipotong.

masih panjang marahku sebenarnya. kesal rasanya. kerja keras itu tidak ada harganya, dibantai mati-matian oleh sebuah s dan es. seorang ria memberi semangat. sudah jangan dipikirin. asal lulus dulu. mending mikirin ujian.

yah, hidup tidak berasal dari sebuah essay, pun tidak hancur karena satu essay. hidup lebih besar, lebih besar dari essay, lebih besar dari ujian.

dan aku pun meneruskan tugasku hari itu. ke bank, ke library, ke mini market, ke travel shop, ke post room..

**buku itu isinya tulisan. yang kamu pelajari bukan tulisannya. tapi pesan dibalik tulisan itu. kalau kamu belum bisa paham pesannya, kamu belum benar-benar belajar..

|

1 Comments:

Blogger kebenaran said...

jamu psikologi kunjungi www.setansatan.blogspot.com jamu memang pahit

1:19 AM  

Post a Comment

<< Home

indonesia

"Poetry is a way of taking life by the throat.." Robert Frost (1874-1963)