Thursday, April 29, 2004

rumah

yak akhirnya saya putuskan..
tetap tinggal!!!!


kontrak tempat tinggal saya habis 2 bulan lagi. sebuah surat mengenai status kontrak sudah tiba didepan pintu kamar saya. mau terus? atau pindah?

sejak sebulan yang lalu saya memang sudah mencari informasi kemana-mana, bertanya sana-sini. melihat-lihat rumah teman, membandingkan harga dan fasilitasnya. rumah mana yang paling nyaman...

sama seperti semua rumah di negeri ini, rumah disini memang lebih bersifat fungsional saja. rata-rata rumah terdiri dari sebuah ruang tamu yang merangkap ruang tivi, sebuah dapur yang tidak bisa menampung lebih dari 3 orang. beberapa ruang tidur ukuran 3x3 meter, bisa 1 kamar, bisa sampai 6 kamar. lebih dari itu? mungkin cuma artis dan keluarga ningrat saja yang punya. kamar mandi seadanya dengan bath tube *kalau beruntung* tapi yang pasti, shower selalu tersedia dengan heater dan dua buah kran air berlabel cold dan hot.

lebih beruntung lagi kalau lahan rumah masih menyisakan sebuah taman kecil didepan atau dibelakangnya. memang berkebun sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat disini. hampir semua jengkal tanah bersisa ditanami segala jenis tanaman. mulai yang berbunga hingga buah-buahan. apalagi di musim semi seperti sekarang ini, bunga sudah merupakan latar seluruh negeri. cari saja satu spot tanpa bunga, kalau anda bisa..

jadi jangan bayangkan sebuah garasi besar yang bisa menampung 2 atau bahkan 6 buah mobil. memiliki sebuah mobil saja, suatu pilihan kesekian bagi warga negeri ini. maklum fasilitas transportasi yang aman, nyaman, dan cepat ada di setiap lini kota. walaupun tidak murah juga, tapi masih lebih murah daripada memiliki sebuah mobil..

rumah dengan sejumlah ruangan besar tanpa fungsi? ruang tamu, ruang tivi, ruang belajar, ruang ini dan itu dengan sejumlah judul yang tampak dibuat-buat? mungkin cuma saya temukan di kampung saya. dimana space masih terbilang murah dan besaran space ini masih menjadi barang 'pameran' yang tidak jelas fungsinya.

rumah-rumah di negeri ini hampir semuanya berbentuk sama. bahkan atap rumah satu dan rumah disampingnya, menyambung. kopel, demikian istilahnya. menurut ilmu ke kopel an yang saya tahu, bentuk rumah kopel cukup riskan terutama dengan bahaya kebakaran. karena api bisa melesak dan beredar jauh lebih cepat apabila salah satu rumah terbakar.

seorang teman menjelaskan, mengapa rumah disini semuanya sama. karena rumah-rumah tersebut dibangun oleh pemerintah, dengan tujuan equality dan tidak menimbulkan kecemburuan sosial. mereparasi rumah pun, menambah dan mengurangi luas, bukan perkara mudah disini. harus ijin sana-sini. maka dari itu tidak heran, seorang pengusaha kaya didaerah sekalipun, rumahnya sama dengan tetangganya yang mungkin hanya 'seorang' pegawai biasa.

ada sebuah cerita lucu mengenai seorang kawan yang baru saja pindah di negeri ini. ia tersesat saat mencoba mencari rumahnya. ia harus menelpon sana sini, karena dalam satu jalan, semua rumah berbentuk sama, pintu, jendela, warna, tinggi bangunan. sedangkan nomer rumahnya? lupa...

kembali ke persoalan rumah. saya memang sedang giat mencari tempat tinggal baru. agen-agen lokal sudah saya hubungi untuk memberikan saya pilihan-pilihan. saya sempat jatuh cinta dengan sebuah rumah. letaknya ditengah kota, semua perabotan sudah lengkap, sambungan tivi kabel tersedia, mesin cuci dan pengering serta microwave. lengkap. dan harganya pun masih sesuai untuk kocek pelajar seperti saya. letaknya pun tidak jauh dari kampus.

satu lagi sebuah rumah besar yang nyaman dengan ruang tengah besar yang terletak didaerah yang asri dan tenang. membayangkan duduk di ruang besar, didepan sebuah tivi, bercengkrama, beruntung kalau ada seekor anjing manis ikut menemani. berkebun dihalaman belakang, atau barbeque ketika musim panas? menyenangkan sekali..

bagi saya, ruang tamu dan tivi adalah sebuah kemewahan yang belum tersentuh delapan bulan terakhir ini. tinggal dalam satu kamar furnished ukuran 2,5 x 3 meter, yang menurut katalog nya ber status: en-suite. berada di lantai empat, memiliki seorang 'housemate'. berbagi kamar mandi seluas 2x2 meter. dapur, 3x1,5 meter. yang sudah habis space nya saat saya membalikkan badan, hingga harus dibuat jadwal kapan saya bisa menggunakan dapur. masih beruntung dapur tersebut cukup lengkap, kompor, oven dan semua kebutuhan standard memasak ada disitu. tempat tinggal tanpa tivi. tanpa ruang tamu bahkan tanpa meja makan!

satu yang agak 'mengganggu' dari tempat tinggal saya adalah: smoke alarm. dua minggu pertama tinggal disini, hampir setiap pagi saya harus berurusan dengan alarm ini. hanya karena memanggang setangkup roti! hanya setangkup..

bangun jam 4 pagi, lari keluar gedung dengan pakaian ala kadarnya karena seorang teman membakar dapur? atau jam 2 pagi, karena penghuni dilantai bawah mengadakan pesta dan lupa mematikan kompor? itu hal biasa disini. sampai suatu saat kami yang tinggal disini menyebutnya: pajamas party. karena memang hanya pada saat itu saja kami, para penghuni gedung, bisa 'benar-benar' berkumpul bersama dalam kostum tidur: piyama, daster, kimono bahkan sarung.

sebenarnya semua kebutuhan 'primer' terpenuhi disini. kamar dengan heater yang jauh lebih cukup, nyamanlah secara umum. jendela kamar dengan pemandangan danau, hutan kecil dan gallery seni. jarak kemana-mana yang 'cukup' dekat. hanya perlu empat langkah untuk sampai di kamar mandi. dan tiga langkah menuju dapur. juga seorang tante gloria, cleaner yang setia membersikan dapur dan kamar mandi saya seminggu sekali.

sangkar burung? demikian saya menamai tempat tinggal saya. kotak, ukuran secukupnya, bentuk kamar yang seragam.

salah satu kelebihan tempat tinggal ini yang cukup membantu saya (yang sulit bangun pagi) adalah: berada dilingkungan kampus. tidak perlu waktu lama buat saya untuk menuju kelas atau perpustakaan. bangun tidur 5 menit sebelum kuliah? itu yang biasa saya lakukan..

lama membandingkan pilihan-pilihan rumah karena lepas dari kebutuhan yang sudah terpenuhi dengan tempat tinggal sekarang, ada kerinduan saya untuk duduk bermalas-malasan didepan sebuah tivi. membuat kue disebuah dapur yang 'lebih' luas. duduk disebuah taman kecil ntah untuk belajar *ouch!*, membaca buku cerita, berkhayal, atau melukis??

dan hari ini setelah pemikiran panjang sambil membayangkan apa jadinya saya ditempat yang baru, akhirnya saya putuskan: tinggal. perpanjang kontrak dan tetap tinggal. diluar semua kelebihan dan mimpi indah sebuah rumah nyaman dengan kebun mungil. ada satu fasilitas yang cukup krusial yang tidak ada diantara pilihan rumah-rumah baru itu. fasilitas yang kalau pun akan dipasang, perlu waktu lama dan biaya yang lebih mahal. fasilitas yang menghantar saya berada disini saat ini. yang menemani bisunya satu hari atau lelahnya satu jiwa. fasilitas yang membuat saya kenalan dengan kamu! fasilitas terbaik yang ada dikota ini dan hanya ada di tempat tinggal ini: sambungan internet 24 jam 7 hari seminggu. broadband, bebas virus. tanpa down dan GRATIS!!!

|

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

indonesia

"Poetry is a way of taking life by the throat.." Robert Frost (1874-1963)