Wednesday, January 19, 2005

tempatku

"kau dihukum
langitmu sirna
mega mu lenyap
desiran anginmu tak lagi mesra"

pijakan kakiku memang sejenak goyah
apakah memang hukuman hingga kaucabut langit biruku
kau hempas mega ku yang paling indah
kau ganti gelap gulita
hamparan rawa sewarna kotoran

kenapa masih kau sisakan mataku
maaf milikmu yang kau sembunyikan
di satu lorong kecil dilubuk ku
sedikit suara untuk ucapkan amin
sebaris kata yang tak jauh dari syukur
dan tumpukan menjulang tak berbatas tuk terus berharap

kau tak menghukumku
tak percaya aku pada hukumanmu
kau bukan penghukum yang baik
kau pemberi
kau berikan aku harapan
bahwa aku masih yang paling berarti dimatamu
dan mega itu tetap milikku
langit itu tetap ada padaku
angin angin itu tiba saatnya akan berdesir lagi
hanya kau simpan dalam pelukmu
semua milikmu yang pernah kau berikan padaku

kau bukan penghukum
karena masih ada harapku
akan tempatku
pemberianmu
meski sebuah
tapi tepat disampingmu

**badai itu bukan hukuman..percayalah..

|

Friday, January 14, 2005

langit baru

rembulan megah diatas awan
merangkaikan sinar yang hanya satu satu
titik titik cantik milik bintang
membentang menghiasi langit yang semburat mimpi
janjikan langit yang makin tak berdasar
mimpi yang tak terbatas
untuk masa yang baru ini

*) selamat tahun baru..
mimpi baru..

|

indonesia

"Poetry is a way of taking life by the throat.." Robert Frost (1874-1963)