Tuesday, October 31, 2006

hujan

aku suka hujan
baunya menyejukkan
airnya tanda kehidupan
menetes satu satu
jatuh diatas batu
lalu mengalir ke sungai

bahkan ketika hujan usai
ia masih meninggalkan pesan
bau rumput basah
masih ada kehidupan

bertengger didepan jendela
mengawasi riak air menimpa kaca
menetes satu satu
jatuh diatas batu
dan tertinggal satu pesan

musim kemarau telah usai

|

Sunday, October 29, 2006

dipinggir jalan

Dipinggir jalan dipinggir rel kereta, seorang bapak tua duduk ditanah.
Ditangannya hanya ada sebuah tongkat.
Bersanding dengan seorang pemuda yang usianya mungkin setengah usia si bapak.

Bapak tua itu, ntah siapa namanya.
Matanya kosong menatap awan, sambil tangannya memegang tongkat.
Sang pemuda menatap wajah si bapak.
Menangis.

Ditengah hari dibawah terik, hanya sebuah ransel merah hati diantara mereka.
Berdua duduk ditanah didepan kendaraan yang berhimpitan berebut jalan.
Menuju jamuan yang tidak lagi ’seadanya’.

Bapak itu pasti pernah jadi kanak-kanak.
Bermain gundu atau tali.
Mengoyak air sungai atau kali.
Mencari ikan atau hanya sekedar bersenang hati.

Pernahkah terbersit dibenak bapak itu dimasa kanak-kanaknya.
Bahwa suatu hari itu, dibawah terik.
Dipinggir jalan, diantara debu.
Ia akan duduk ditanah, sambil memegang tongkat.
Ditemani pemuda, ntah anak, cucu atau siapa.
Yang memandangnya pilu, menangis.

Disuatu hari dibawah terik.
Hari itu, lebaran namanya.

** 25 oktober, di lenteng.

|

Thursday, October 19, 2006

...dan akhirnya semua tiba pada suatu hari yang biasa..

**to my roomate and his teapot..

|

Friday, October 06, 2006

mencari cari cari

tidak kutemukan yang tepat..
tergantung dimana mencari..

dikandang ayam?
kau temukan ayam
dikandang sapi?
kau temukan sapi

ditempat sampah?
kau temukan sampah..

kalau hanya untuk mencari sampah
kenapa juga mencari-cari..

kurang banyak sampah didepan kamu??
atau cuma itu yang mampu kamu dapat?

**curiousity!!

|

indonesia

"Poetry is a way of taking life by the throat.." Robert Frost (1874-1963)